Wednesday, February 11, 2009

SISTEM IRIGASI

Dunia pertanian memang sudah mengalami kemajuan sangat pesat, demikian juga pertanian di desaku. Dulu hampir 99% persawahan menggunakan sistem irigasi dari alam atau disebut dengan pertanian sistem tadah hujan. Sistem pertanian tadah hujan adalah sistem pertanian yang memanfaatkan sumber air dari air hujan, baik yang langsung mengalir dipersawahan atau memanfaatkan air yang tertampung di sungai baru dialirkan ke persawahaan.
Kondisi tanah Desa Weru yang tergolong kering sedikit menyulitkan para petani untuk bercocok tanam pada musim kemarau. Kebanyakan mereka membiarkan sawah untuk sementara waktu sambil menunggu musim penghujan datang atau sebagian ditanami tanaman yang mampu hidup di musim kemarau yang sangat panas.
Ada juga sebagian kecil para petani yang mencoba membuat sumur bor di sawah, seperti yang pernah dilakukan oleh alm Bapak saya Soekirjo Setyo Wijoyo. Tetapi hasilnya kurang maksimal dan pada akhirnya sumur tersebut sudah kering sumber airnya.
Bagi petani yang kebetulan sawahnya berada dipinggiran sungai mereka mencoba membuat bendungan agar air sungai bisa tertampung kemudian mereka alirkan ke sawah dengan Embor. Embor adalam semacam timba yang biasa digunakan oleh petani untuk menaikan air sungai ke sawah mereka. Alat ini sangat sederhana terbuat dari bambu atau kayu yang atasnya dikasih ember untuk menampung air dan bagian pangkalnya dikasih penganggan. Sistem alat ini mengadoksi sitem timbangan gantung atau sistem timbangan gunting. Dengan sistem inipun juga kurang bisa bertahan lama karena kebanyakan sugai yang mengalir disepanjang persawahan Desa Weru adalah sungai kering.
Tapi setelah 10 tahun terakhir ini Desa Weru sudah bisa menikmati sarana irigasi dari Waduk Gajah Mungkur Wonogiri melalui irigasi yang telah dibangun. Dengan adanya sitem irigasi tersebut berubah pula pola tanam para petani. Yang tadinya setahun bisa panen 2 kali kini bisa panen 3 kali, yang tadinya pake sitem tadah hujan kini memakai sistem irigasi.
Walaupun belum semua sawah bisa menikmati irigasi tersebut paling tidak Desa Weru Sudah megalai kenaikan dalam menghasilkan beras di Sukoharjo. Tidak semua sawah bisa dialiri dengan sistem irigasi ini disebabkan karena letak saluran yang berada di pertengahan Desa Weru dan saluran tersebut letanya lebih rendah dibanding dengan persawaan. Untuk mengatasu hal tersebut para petani terpaksa menggunakan diesel untuk menyedot air ke sawah mereka.
Irigasi lebih rendah dari sawah
Dengan adanya sistem irigasi ini tentu saja ada plus dan minusnya bagi para petani di Desa Weru Sukoharjo. Nilai tambahnya adalah :
  • Kapasitas penghasil padi bertambah
  • Meningkatkat taraf hidup petani
  • Timbul lapangan pekerjaan baru
  • Kegiatan perekonomian bertambah

Sedang nilai kurangnya adalah :

  • Kapasitas penghasil palawija berkurang
  • Timbul hama penyakit baru

Dengan adanya sistem irigasi baru, paling tidak ada penambahan lapangan pekerjaan bagi warga. Jenis lapangan pekerjaan yang baru ini antara lain : adanya persewaan diesel untuk penyedot air, karena tidak semua petani mampu untuk memilikinya. Kesempatan lapangan pekerjaan bertambah untuk para buruh di persawahaan, karena kesempatan panen menjadi lebih banyak sehingga diperlukan tambahan tenaga. Munculnya usaha sewa perontok padi dan penggilingan padi keliling atau yang sering disebut Tleser sehingga para petani tidak usah repot dalam menggurus hasil panennya, walaupun usaha ini ada segi negatifnya diantaranya adalah keberadaanya yang tidak berijin sehingga membuat iri para pengusaha penggilingan padi yang menetap yang memiliki ijin usaha dan HO.

Masalah yang timbul sekarang bagi para petani adalah murahnya harga jual gabah disaat panen dan mahalnya bibit serta pupuk buatan pada waktu mulai bercocok tanam. Sebenarnya Pemerintah juga berusaha untuk mengatasi ini dengan membeli gabah dari petani melalui Bulog dan memberikan subsidi untuk pupuk buatan.

Tapi itulah yang dinakaman kehidupan dimana ada kesuksesan pasti akan ada hambatan dan kendala tinggal manusia mampu tidak dalam mengatasinya. 

No comments:

Post a Comment

" jazakumullah khairan kathira, matur nuwun sanget menawi panjenengan purun ngisi komentar "