Walau sudah tidak ribut lagi masalah kompensasi dari minyak tanah ke gas elpiji tapi masalah yang satu ini memang sayang kalau kita anggap sepele. Bagaimana tidak, bagi warga desa menggunakan kompor gas tentu saja merupakan hal yang baru bahkan mereka masih takut dan cemas kalau-kalau terjadi apa yang sering mereka tonton di televisi, walaupun prosentasenya cuma kecil. Tapi karena begitu banyaknya stasiun televisi yang menayangkan peristiwa kompor yang meledak seolah-olah kompor sama gas dari pemerintah ini murupakan momok bagi masyarakat.
Sebenarnya warga juga sudah tahu kalau bukan hanya kompor gas saja yang bisa meledak tapi juga kompor minyak tanah juga bisa, tapi mungkin karena ini baru menjadi berita yang laris, tak ayal lagi kalu kompor gas menjadi momok yang ,menakutkan bagi warga desa.
Mereka mau sih, menerima kompensasidari minyak tanah ke gas elpiji ini, bahkan sempat ada juga warga yang marah atau sekedar protes kalau mereka tidak mendapat jatah. Tapi belum tentu semua warga mau memakainya, tak jarang malah mereka jual kompor beserta gasnya. Seolah mereka tak ambil pusing kalu suatu saat minyak tanah hilang dipasaran atau kalupun ada harganya kelewat mahal.
Bagi mereka itu sudah menjadi hak mereka, mereka mau jual atau yang lainnya itu terserah mereka. Ini memang benar sih, cuma kalau kondisi yang minyak yang semakin menghilang dan kalau ada semakin mahal, mereka sendiri juga yang akan rugi.
Sosialisasi masih dirasa kurang dalam penerapan ini, ini menjadi kewajiban setiap warga yang sudah mau dan mampu sekalingus mengerti cara penggunaan kompor gas yang aman wajib memberikan pengertian kepada yang lain, paling tidak kepada tetangga dekat mereka.
Karena warga masih takut dan was-was dalam menggunakan kompor gas dan minyak tanah semakin mahal dan sulit, maka alternatif bagi warga adalah kembali ke kebiasaan lama yaitu menggunakan kayu bakar dengan tungku untuk memasak atau kalau mereka sering menyebut dengan istilah pawon.
Alternatif ini lebih irit dibanding dengan arang atau bahan bakar yang lain. Bahkan sisa dari pembakaran ini yang berupa abu masih berguna bagi mereka unutk pupuk ke sawah.
Kayu bakar bagi mereka juga mudah didapat dipekarangan atau sawah, atau kalaupun harus membeli mungkin lebih mudah didapat daripada minyak tanah. Ya... Allah memberi kemudahan bagi umatnya yang mau berusaha.
pake gas, minyak ato kayu bakr yang penting masak...
ReplyDeleteleres meniko...matur nuwun
ReplyDelete