Ketika melintas dan sejenak berhenti di Kantor Lurah Desa Weru, ingatanku seakan muncul kembali saat-saat aku masih sekolah di SDN ( Sekolah Dasar Negeri ) 01 Weru. Saat itu " BALE DESA " sebutan aku untuk Kantor Lurah Desa saat itu, merupakan bangunan yang paling bagus dan kokoh di Desa aku. Sehingga tak jarang aku dan teman-teman seusai sekolah bermain dan bercanda disitu.
Disamping dengan halaman dan bangunan yang luas, serta terdapat Rumah Joglo di tengah-tengah perkantoran kelurahan, letaknya yang berada dipinggir desa yang dekat dengan persawahan membuat Bale Desa ini terasa nyaman untuk bermain, ditambah dulu sedikitnya ada 3 atau 4 pohon yang cukup besar yang berada didepan kantor Bale Desa sehingga menambah kenyamanan akan tempat ini terasa sekali. Belum lagi kalau ada angin yang berhembus dari arah persawahan terasa sejuk sekali tempat ini.
Tapi dengan seiring kemajuan jaman dan tambahnya usia sudah banyak perubahan yang terjadi di Bale Desa ini. Mulai dari hilangnya pohon-pohon besar di depan, adanya penambahan bangunan untuk Mushola dan tempat parkir sampai perubahan fisik bangunan Rumah Joglo yang terletak ditengah-tengah perkantoran.
Disamping dengan halaman dan bangunan yang luas, serta terdapat Rumah Joglo di tengah-tengah perkantoran kelurahan, letaknya yang berada dipinggir desa yang dekat dengan persawahan membuat Bale Desa ini terasa nyaman untuk bermain, ditambah dulu sedikitnya ada 3 atau 4 pohon yang cukup besar yang berada didepan kantor Bale Desa sehingga menambah kenyamanan akan tempat ini terasa sekali. Belum lagi kalau ada angin yang berhembus dari arah persawahan terasa sejuk sekali tempat ini.
Tapi dengan seiring kemajuan jaman dan tambahnya usia sudah banyak perubahan yang terjadi di Bale Desa ini. Mulai dari hilangnya pohon-pohon besar di depan, adanya penambahan bangunan untuk Mushola dan tempat parkir sampai perubahan fisik bangunan Rumah Joglo yang terletak ditengah-tengah perkantoran.
Perubahan yang mencolok terlihat dari tiang-tiangnya yang dulunya terbuat dari kayu jati, kini diganti dengan cor beton. Langkah ini sebetulnya sangat disayangkan karena yang namanya Rumah Joglo selalu identik dengan kayu jatinya. Lampu juga tak luput dari perubahan, kalau dulu lampunya berjenis antik dan kesannya klasik yang sesuai dengan bangunannya kini diganti dengan lampu yang terkesan modern. Bahkan warna catnya pun dipilih warna cat yang modern pula.
Memang ukuran bangunan dan luasnya pun tidak banyak berubah tapi kesannya sebagai Rumah Joglo yang merupakan rumah khas Orang Jawa ini jadi hilang. Mungkin karena para perangkat desanya sudah ganti generasi muda maka bangunannya juga mengikuti tren muda juga. Tapi yang jelas kalau orang datang dan lama tidak pulang kampung tidak akan kanget dengan ini semua. Karena seolah tidak ada perubahan letak dan susunannya hanya perubahan warna dan penampilan saja.
Bale Desa memang merupakan sentral kegiatan warga desa, bahkan dulu untuk menunjang dan mempermudah kerja Pak Lurah pernah tinggal di Bale Desa ini. Bahkan untuk acara Pemilu, pemilihan Lurah juga terfokus di Bale Desa ini. Dan yang baru-baru kemarin pembelian pupuk urea yang bersubsidi juga dilaksanakan di sini, seperti yang pernah aku baca di koran beberapa waktu yang lalu .
Ini hanya gambaran sedikit tentang Bale Desa Weru, mungkin dibenak dan pikiran orang akan lain menurut pengalaman dan pendapat mereka pribadi. Tapi yang jelas keberadaan Bale Desa ini merupakan cerita yang tidak mungkin akan aku lupakan, lebih-lebih bapakku tercinta Soekirjo Setyo Wijoyo pernah mengabdi dan bekerja di sini.
Memang ukuran bangunan dan luasnya pun tidak banyak berubah tapi kesannya sebagai Rumah Joglo yang merupakan rumah khas Orang Jawa ini jadi hilang. Mungkin karena para perangkat desanya sudah ganti generasi muda maka bangunannya juga mengikuti tren muda juga. Tapi yang jelas kalau orang datang dan lama tidak pulang kampung tidak akan kanget dengan ini semua. Karena seolah tidak ada perubahan letak dan susunannya hanya perubahan warna dan penampilan saja.
Bale Desa memang merupakan sentral kegiatan warga desa, bahkan dulu untuk menunjang dan mempermudah kerja Pak Lurah pernah tinggal di Bale Desa ini. Bahkan untuk acara Pemilu, pemilihan Lurah juga terfokus di Bale Desa ini. Dan yang baru-baru kemarin pembelian pupuk urea yang bersubsidi juga dilaksanakan di sini, seperti yang pernah aku baca di koran beberapa waktu yang lalu .
Ini hanya gambaran sedikit tentang Bale Desa Weru, mungkin dibenak dan pikiran orang akan lain menurut pengalaman dan pendapat mereka pribadi. Tapi yang jelas keberadaan Bale Desa ini merupakan cerita yang tidak mungkin akan aku lupakan, lebih-lebih bapakku tercinta Soekirjo Setyo Wijoyo pernah mengabdi dan bekerja di sini.
No comments:
Post a Comment
" jazakumullah khairan kathira, matur nuwun sanget menawi panjenengan purun ngisi komentar "